Jumat, 13 April 2012
Puisi Kontemporer
1. Gabriel Adur
Getzemani (1)
Sepi malam itu suci
Bergulat bumi durjana
Antara beningnya rindu
Pada sejuta rahmat
Di seberang cakrawala
Malaekat kegelapan
Mengancam setiap hati
Dibawanya pedang kebinasaan
Dan Bom pemusnah
Terkatup dia menatap
Neraka
( Sankt Wendel Freitag 5 April 2007 )
Getzemani ( 2 )
„Meskikah Piala kehidupan ini
Ku tangguhkan ?
Meskikah kumiliki jubah Sang Raja“
Tanya Christus
Pada Jantung Malam
Antara Peluh dan Air Mata
(Santa Anna , Samstag 6 April 2007)
Getzemani ( 3 )
Ciuman itu beracun
Dari Mulut Laknat
Antara bau Anggur dan Uang pelicin
Ciuman itu maut
Dari hati yang malang
Darinya seribu kefanaan
Ditumpahkan pada
Kesucian Sang Kehidupan
Niederlosheim 6 April 2007
2. Hasza, Bandar Siber
Ku Rindu Sebuah Wajah....
Ku rindu sebuah wajah
dalam kilau perantauan
dekad berzaman ditinggalkan
salam kemesraan terpisah
terlayang suatu warkah
apakah pemunya nama adalah pemilik wajah
yang sekian kali terbayang di mimpi-mimpi indah
Ku rindu sebuah wajah
senyum tangis di rantai waktu
degup jantung bertingkah
dan cerita lama kembali menerawang memori
bersama helaian kelopak mawar yang kering masih di dalam diari
senyum bersama sinar kilau mentari jingga
di tasik varsiti
Ku rindu sebuah wajah
pengubat waktu dulu.........
Penyapu
Penyapu yang ku kenali dulu
adalah penyapu yang menggiring sampah
menuju destinasi.....
Penyapu yang ku kenali dulu
dikenderai ahli-ahli sihir
menuju destinasi.....
Penyapu yang kukenali kini
menggiring satu wawasan
pembersihan kawasan
memartabat suatu daulah
pembersihan minda dan akal
menuju satu destinasi....
Basah Kunang-kunang
Kunang-kunang yang kekuningan
berterbangan disimbah hujan
dalam deru guruh yang hampir tidak kedengaran
Bertempiaranlah kunang-kunang senja
ada yang hilang arah
ada yang hilang sayap
ada yang hilang keluarga
Hujan ini bisa memusnah juga......
Ceritera Sekangkang Tanah (Untuk Palestin)
Jiwa membara oleh kedurjanaan dunia
melewati lopak-lopak kebejatan
Penghinaan demi penghinaan
menjadi terlalu biasa oleh dunia
yang berlegar kekuasaan material
demi mengukuh kuasa pada sekangkang tanah
yang kononnya dijanjikan untuk mereka
Dunia huru-hara
pada pencarian Elohim
penguasaan suatu bangsa
menidak hak bersama
hingga lupa kata Yahweh mereka....
Cahaya itu yang terpancar di samun
adalah cahaya yang sama dari Satu
memancari wahyu yang tersebarkan!!
Munajat Malam
Di ketenangan malam
tengadah tangan-tangan makhluk kerdil
mengadap kebesaran agung Maha Pencipta
buat kesejahteraan pendampingan
buat keselamatan persekitaran
Dan aku
manusia kerdil terjelepuk sayu
terketar hati oleh pilu
merayu
dan merayu
Inilah dunia persinggahan
untuk satu kehidupan yang berterusan
dan di persinggahan ini
ujiannya untuk dinilai nanti
bagi menjanjikan kehidupan syurgawi....
Ya Rabbi
kuatkan aku dalam menghadapi ujian Mu itu......
Demokrasi Ini Milik Siapa?
Pemerkosaan dan pembokbrokan atas nama demokrasi yang terpaparkan menjadi satu sandiwara picisan
demokrasi ini hanyalah pentas miliknya yang bisa diubah rekabentuk tirainya
lagu-lagu pementasan ini acap kali berubah mengikut irama angin tiupannya
IFS yang berdarah di Algeria adalah suatu pembuktian
Ahmadinejad di Tehran juga pembuktiannya
Hamas di Palestina pembuktian seterusnya
Apakah demokrasi ini harus terus-terusan berubah dengan tampang wajah bertanduknya?
Tabir-tabir di pentas War On Terror memusnahkan fikrah demokrasi itu sendiri
topeng-topeng kebejatan duniawi menjadi tontonan
dan maharaja dunia hanya digula-gula
Aku di sini hanya menjadi penonton setia lakunan di pentas durja
sinis pandangan pada tirai yang terlabuh
drawa War On Terror hanyalah poster-poster jalanan
tersebar dipelusuk dunia!!
Categories
Bhs Indonesia XI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar